Wednesday, May 29, 2013

Sogo Jongkok

Di dekat kantor saya, ada sebuah tempat yang sering disebut sebagai “sojong” alias Sogo Jongkok, sebuah tempat di mana banyak pekerja di daerah Jakarta pusat menghabiskan waktu istirahat makan siangnya untuk makan atau belanja berbagai kebutuhan di sana. Variasi makanan, pakaian, aksesoris dan segala macam kebutuhan tidak kalah dengan apa yang ada di SOGO, tentu saja dengan kualitas lokasi jauh di bawah SOGO dan harga yang jauh berbeda pula, oleh karena itu muncullah istilah Sogo Jongkok. Meski namanya kurang begitu ngetrend, namun kawasan Sogo Jongkok ini juga merupakan kawasan yang sudah tercover penuh oleh layanan wifi melalui program Indonesia Digital Society nya Telkom..hahaha.

Saya pribadi, meski tidak setiap hari, sering berkunjung ke kawasan sojong tersebut, terlebih ketika saya ngidam makanan ketoprak, karena memang harus diakui, ketroprak di sojong merupakan salah satu ketoprak terenak yang pernah saya nikmati. Tentu saja, karena lokasi sojong yang cukup membuat badan berkeringat untuk sampai di sana, akan sangat sia-sia jika ketika berkunjung ke kawasan Sojong hanya sekedar menikmati makan siang tanpa melihat-lihat barang atau aksesoris entah itu mainan, pakaian maupun pernak pernik lainnya. Satu tempat yang sering menjadi tujuan utama setelah makan siang adalah tempat abang-abang yang jualan DVD, dan seringkali uang yang saya habiskan di abang-abang DVD ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan uang yang saya keluarkan untuk makan siang saya. Makan siang yang hanya 10 – 20 ribu, tetapi belanja DVD bisa sampai di atas 50 ribu. Besarnya uang yang saya habiskan di abang-abang DVD tadi sayangnya seringkali tidak saya rencanakan, awalnya tidak ada keinginan untuk belanja DVD, niatnya hanya sekedar lihat-lihat, window shopping, tetapi seringkali berujung dengan belanja DVD, banyak lagi . Dan parahnya lagi, pembelian itu juga bukan karena kita berencana untuk menonton film tersebut, tetapi seringkali hanya karena keinginan sesaat, seringkali juga hanya karena abang penjual DVD nya bilang, Filmnya udah Ori nih bang, gambarnya bagus, text Indonesia nya sudah bagus, lalu seolah-olah kita terhipnotis dan langsung beli DVD tersebut padahal kita sudah nonton film itu di bioskop!!. Walhasil ketika kita sudah beli DVD tersebut, banyaknya DVD itu hanya akan teronggok di laci meja TV tanpa sempat kita tonton filmnya, kalaupun sempat kita tonton, paling hanya beberapa dari seluruh DVD yang sudah kita beli, tidak semuanya kita tonton. Anehnya, seringkali proses ini berulang terus menerus, minggu ini beli DVD, bawa pulang ke rumah, masuk laci, minggu depan beli DVD lagi, bawa pulang ke rumah, masuk laci lagi.

Seringkali, tanpa kita sadari, kita juga melakukan hal yang sama pada portofolio kita. Seringkali kita beli saham yang sebenarnya tidak kita rencanakan untuk beli tetapi hanya karena kita twitter atau lihat facebook seseorang kemudian kita beli. Dan seringkali pula, belinya lot eceran, tidak dalam jumlah yang cukup signifikan. Baca twitter si A icip-icip saham yang disebut oleh si A, lihat facebook si B ikutan beli saham yang direkomendasi oleh si B, dapat broadcast BBM ikutan nyemplung juga. Akhirnya, tanpa sadar portofolio kita isinya kayak toko kelontong dengan banyak saham tetapi lot nya kecil kecil, porsinya kecil, cuannya gak nendang, kalaupun loss umumnya kita biarkan karena merasa kerugiannya tidak signifikan.
Beberapa orang mungkin akan manggut-manggut sampai di sini, kok kejadiannya kayak gue banget ya?? Haha..iya apa iya?? ;-)

Apa sih yang sebenarnya terjadi??

Banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi. Beberapa diantaranya adalah karena kita kurang percaya diri terhadap kemampuan trading kita, kurang yakin terhadap analisa kita, sehingga selalu menganggap analisa orang lain terutama orang yang menurut kita lebih jago dari kita analisanya selalu benar. Kedua adalah karena kita tidak punya rencana trading pada hari itu, gak tahu mau beli apa di harga berapa. Karena kita gak tahu mau beli apa, akhirnya cari tahu dengan buka twitter, baca blog, lihat halaman facebook dan sebagainya. Betul apa betul ???

Masih ada beberapa faktor lain yang menyebabkan kita seringkali menjadi pengoleksi saham tanpa kita sadari. Sayangnya sudah jam lima yang berarti waktunya kita pulang..hahaha 

See you !!


No comments:

Post a Comment