Wednesday, May 29, 2013

ISSP


ISSP atau PT Steel Pipe Indonesia (www.spindo.com) baru seumur jagung terdaftar di bursa efek Indonesia. Namun, tidak seperti emiten-emiten lain yang merasakan manisnya kesuksesan listing di bursa, ISSP justru merasakan kebalikannya, hari pertama sahamnya diperdagangkan di bursa malah terjadi penjualan dalam jumlah yang sangat besar, sehingga pada hari pertama listing saham ISSP turun dari harga tertingginya, dibuka pada angka 300 sempat naik hingga 320 lalu mengalami tekanan jual hingga turun ke 270 kemudian melakukan perlawanan dan berhasil tutup di angka 290, turun satu poin di bawah harga perdananya yang 295. Entah emang begitu skenarionya, atau memang mereka mempunyai definisi mengenai kesuksesan listing di bursa yang berbeda dengan emiten lainnya, di saat emiten lain mendefinisikan kesuksesan listing dengan membuat harga sahamnya mengalami auto reject, ISSP mendefinisikan kesuksesan dengan penurunan harga saham dari harga perdana. 

Bagi sebagian orang, mungkin masih menjadi tanda tanya, kenapa saham yang “katanya” punya fundamental yang cukup bagus dibandingkan dengan saham lain dalam sector yang sama semisal BAJA dan KRAS malah berakhir dengan cukup tragis di hari pertama listingnya. Beberapa orang mungkin berpikiran, faktor underwriter cukup berperan dominan dalam ketidaksuksesan listing saham ISSP tersebut, beberapa yang lain mungkin berpendapat bahwa saham ISSP memang tidak cukup menarik bagi mereka. Apapun itu, dari hari pertama listing hingga saat ini, tiga bulan setelah diperdagangkan, saham ISSP belum juga berhasil kembali bangkit, di saat Indeks Harga Saham Gabungan membungsungkan dada mencetak harga tertinggi baru, ISSP malah tertunduk lesu, semakin turun dan turun mendekati harga terendahnya di 235 yang tinggal menunggu waktu untuk disambangi atau bahkan ditembus. Entah karena faktor underwriter, entah karena faktor lain yang bikin saham ISSP ini kurang menarik bagi investor atau trader yang jelas, seharusnya ada yang salah dengan pergerakan saham ISSP ini.

Faktor fundamental mungkin tidak sepenuhnya bisa kita salahkan terhadap buruknya pergerakan saham ISSP ini. Pada triwulan pertama 2013 ISSP membukukan laba bersih sebesar Rp79,37 miliar atau melonjak sebesar 876,26% bila dibandingkan dengan Laba bersih pada kuartal I tahun 2012 sebesar Rp8,13 miliar. Memang, kenaikan laba bersih tersebut sebagian besar disumbangkan dari menurunnya beban pokok perusahaan dan bukan dari meningkatnya penjualan, tetapi tetap saja kenaikan laba bersih yang cukup signifikan tersebut tidak bisa diabaikan begitu saja. Umumnya pengumuman kinerja keuangan baik kuartalan maupun tahunan akan dimanfaatkan oleh emiten atau siapapun untuk mengangkat harga saham, karena pada saat itu, sentiment positif dari laporan keuangan dan euphoria market participant akan mempermudah dalam usaha untuk mengangkat harga saham. Dan sayangnya, ini tidak terjadi pada saham ISSP, balik lagi, perlu dipertanyakan apakah definisi tentang kesuksesan oleh siapapun yang berwenang terhadap saham ISSP ini berbeda dengan definisi tentang kesuksesan pada umumnya..hehe.

Kalau menurut saya, buruknya kinerja harga saham ISSP yang terjadi dari hari pertama listing hingga saat ini, sedikit banyak dipengaruhi oleh banyaknya trader atau investor yang nyangkut karena pada saat listing saham ISSP ini gagal memenuhi ekspektasi investor maupun trader. Banyak yang nyangkut baik yang ikut book building, pooling maupun mereka-mereka yang ikut beli pada hari pertama saham ISSP diperdagangkan. Apa artinya? Artinya adalah ada banyak barang di investor/trader dalam kondisi nyangkut yang sudah siap sedia mengguyur harga saham setiap kali ISSP berusaha untuk naik. Kondisi ini menjadi sangat dilematis bagi siapapun yang berkepentingan terhadap saham ISSP, entah bagi underwriter maupun bagi emiten itu sendiri. Jika mereka berusaha untuk mengangkat harga sahamnya, tentu saja mereka harus berhadapan dengan sebagian trader/investor yang siap menjual sahamnya dalam keadaan rugi, yang berarti bahwa mereka harus mengeluarkan modal yang cukup besar untuk menyerap banyaknya saham yang harus dimakan dalam perjalanan naiknya saham ISSP tersebut. Masalah tidak berhenti sampai di situ saja, dengan mereka menyerap saham trader/investor yang siap menjual sahamnya dalam keadaan rugi berarti bahwa saham yang mereka pegang menjadi semakin banyak yang berarti timbul masalah pada saat mereka akan menjual saham tersebut dikemudian hari, apakah mampu diserap oleh pasar, apakah masih menarik bagi trader/investor dengan histori listing yang cukup jelek tersebut? :-)

DIlematis kan?? Di sisi lain, ada alternative scenario yang bisa mereka lakukan sebenarnya. Sebagai mana kita ketahui, sebagian besar trader/investor menggunakan teknikal analisis sebagai pertimbangan mereka dalam melakukan pembelian maupun penjualan, oleh karena itu setiap kali ada gerakan saham yang sesuai dengan teknikal analisis yang diyakini entah itu penembusan resistance maupun jebolnya sebuah support umumnya akan diikuti oleh aksi beli maupun aksi jual bagi yang mempunyai saham tersebut. Dalam kasus ISSP, lebih mudah untuk menjebol support ISSP daripada menembus resistance ISSP. Kenapa? Karena saat ini trend saham ISSP dalam kondisi downtrend dan support terakhirnya sudah sangat dekat, sedangkan titik-titik resistance ISSP jumlahnya cukup banyak mulai dari 255 hingga angka 320. Dari histori, harga terendah ISSP yang pernah terjadi adalah di harga 235 dan harga terendah selama satu minggu terakhir adalah di harga 240. Perlu kita lihat juga bahwa, angka 235 yang dulu pernah terjadi diyakini merupakan sebuah kesalahan trading, mungkin ada trader yang sebenarnya mau menjual saham ISSP di harga 285 tetapi karena masih ngantuk atau kenapa malah tertulis angka 235 dan bukan 285. Harga ISSP sendiri pada hari sebelumnya ditutup pada harga 280, jadi cukup masuk akal kalau dia ingin menjual sahamnya di 285, toh cuma satu poin, begitu kira-kira pemikirannya. Dari situ, karena angka 235 terjadi karena ketidaksengajaan asumsinya adalah psikologi support tersebut tidak cukup kuat untuk menarik market participant bertarung di angka 235.

Jadi, berbeda dengan scenario pertama yang langsung mengangkat saham ISSP, alternative kedua ini skenarionya adalah berusaha untuk menjebol support 235. Gimana caranya? Ya guyur aja tuh bid yang ada di kiri, makin deras guyuran makin baik, makin dalem jebol support 235 makin baik. Modalnya darimana? Kalo sudah punya saham, ya guyur aja dengan saham yang ada, kalo dirasa kurang cukup untuk menjebol support 235 ya tinggal minjam saja sama yang punya saham ISSP dalam jumlah yang cukup besar, nanti tinggal dikembalikan beserta bunganya.

Kenapa harus jebol support 235 ? balik lagi, selama ini angka 235 merupakan harga terendah yang pernah dicapai ISSP dalam tiga bulan terakhir ini, terlebih, seperti tadi dijelaskan, angka 235 ini asumsinya tercipta karena kesalahan trading, karena ketidaksengajaan, sehingga secara psikologis seharusnya tidak akan muncul perlawanan berarti dari trader. Tentu saja, sebelum menjebol support 235, perlu disediakan dulu dana dalam jumlah yang cukup besar, berapa besarannya mungkin bisa melihat rata-rata value transaksi ISSP tiap harinya, taruhlah asumsinya butuh modal hard cash 10 Milyar di luar modal saham untuk menjebol support 235 tadi. Buat apa cash sebanyak itu? Tentu saja, harapan ketika support 235 dijebol adalah trader dan investor yang selama ini memegang saham ISSP akan panic melihat support yang selama ini menjadi sandaran hidup mereka dijebol dan berlomba-lomba untuk menjual sahamnya karena takut saham ISSP akan turun lebih dalam tanpa rem dan kerugian yang akan mereka alami akan menjadi lebih besar. Nah, ketika trader/investor yang selama ini memegang saham ISSP berlomba-lomba menjual sahamnya dalam keadaan rugi, mereka yang punya kepentingan terhadap saham ISSP, pelan-pelan mulai melakukan pembelian, menampung saham buangan tadi. Sampai berapa lama dan berapa banyak saham yang perlu ditampung, tentu saja memerlukan perhitungan tersendiri, yang jelas jumlahnya harus cukup untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham ISSP dan mengkompensasi modal yang nantinya harus dikeluarkan saat mengangkat harga saham ISSP tersebut. 

Emang apa bedanya scenario pertama dengan scenario kedua?? Tentu saja berbeda dari sisi modal yang dibutuhkan dan yang harus dikeluarkan oleh yang punya kepentingan. Skenario pertama yang langsung mengangkat saham ISSP relatif membutuhkan modal yang lebih besar dengan range keuntungan yang bisa jadi lebih sedikit. Kenapa? Karena mereka membeli saham-saham trader/investor yang selama ini nyangkut dan kemudian jualan dalam perjalanan mereka mengangkat saham ISSP. Skenario kedua, akan lebih murah dari sisi modal yang dibutuhkan atau bisa jadi besaran modalnya akan sama dengan scenario pertama tetapi range keuntungannya akan lebih besar. Kenapa? karena rencananya adalah menampung saham-saham yang “terpaksa” di cut loss oleh para trader saat support terakhir di 235 dijebol. Untuk menjalankan scenario kedua ini dibutuhkan modal awal berupa saham yang akan digunakan untuk menjebol support 235 tersebut, berbeda dengan scenario pertama yang relative tidak membutuhkan modal awal saham, meski seharusnya mereka pasti sudah punya modal awal saham tersebut. Dan seharusnya, scenario kedua ini akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan scenario pertama karena range potensi keuntungannya akan lebih besar dibandingkan dengan scenario pertama. Taruhlah misal, target distribusi sama-sama mulai di harga 400, jika memakai scenario pertama, misal mereka mulai makan barang trader mulai dari harga 240 ke atas, tetapi jika memakai scenario kedua, misal, dengan menjebol support, target mereka mulai nampungin barang-barang trader di harga 200 misalnya, range nya kan sudah berbeda..hehe.

Tentu saja sebelum menjalankan apapun scenario yang dipilih, mereka harus punya peta perang terlebih dahulu, tahu siapa musuh yang akan dihadapi dan kekuatan musuh tersebut, berapa banyak barang yang mereka punya. Akan lebih baik misalnya ketika peta perang sudah terbaca, sudah tahu siapa yang bakal dihadapi, kemudian didatangi dan bikin kesepakatan untuk sementara tidak mengganggu usaha mereka mengangkat saham tersebut. Toh kalo mereka mengganggu berarti mereka menjual sahamnya dalam keadaan rugi, kenapa tidak jualnya nanti saja saat proyek tersebut sudah selesai dan melakukan distribusi bareng-bareng..toh sama-sama untung..hehehe

Sambung ntar…
Ada kerjaan dulu…haha.

Note: Tulisan ini merupakan pendapat pribadi, sekedar berandai-andai. Bukan ajakan untuk melakukan penjualan ataupun pembelian terhadap saham ISSP..Disclaimer ON.

3 comments:

  1. mungkin mau tunggu barangnya db dulu

    ReplyDelete
  2. mau nanya kalau mau download Prospektus tahun 2013 miss PT Dyandra Media International Tbk itu dimana yah?? ad yang bisa bantu gak?? lagi butuh nii...mohon bantuannya yahh ....:))

    ReplyDelete
  3. Halo! Selamat Siang,

    Perkenalkan sebelumnya, saya Elfira, dari Department Kemitraan Instaforex Company.
    Kami ingin menawarkan kerjasama program afiliasi yang memungkinkan Anda mendapatkan $ 15-53 dari setiap lot pasar standar pelanggan Anda.
    Jika Anda tertarik, silahkan hubungi saya dan saya akan memberikan rincian.

    InstaForex memberikan semua mitra dengan peluang berikut:

    - SUB-IB Program - menarik mitra dan mendapatkan komisi dari klien sub IB anda;
    - jangkauan terluas materi promosi;
    - konten gratis untuk situs web Anda;
    - Statistik link referral canggih dalam Kabinet Mitra Anda;
    - website siap pakai bebas untuk kenyamanan Anda;
    - bonus kupon untuk mendorong pedagang;
    - kampanye - "$ 500 Afiliasi Reward!";
    - hadiah untuk mitra: undian dari gadget mobile (iPad, iPhone, Blackberry, atau Samsung Galaxy Tab);
    - berbagai pilihan sistem pembayaran untuk account pengisian dan penarikan dana;
    - dukungan dan pendekatan individu untuk setiap mitra.

    Menjadi afiliasi sekarang dan mendapatkan materi informasi untuk situs web Anda dengan link afiliasi terintegrasi!
    Kami akan senang untuk membangun kerjasama yang saling menguntungkan dengan Anda.
    Terima kasih atas perhatian yang diberikan, jika ada pertanyaan atau sudah melakukan pendaftaran, silahkan hubungi saya kembali.

    Salam,
    Elfira

    Email:
    Partners Department Instaforex
    InstaForex Group
    Phone/WA: 08111779906
    Facebook: Elfiraifx
    Skype: Elfira IFX
    partners@mail4.instaforex.com

    ReplyDelete