Sore
ini karena sesuatu hal iseng-iseng browsing ke web KSEI ( Kustodian Sentral
Efek Indonesia www.ksei.co.id
) dan menemukan statistic yang cukup menarik. Statistik yang mungkin sudah
menjadi rahasia umum, statistic yang mungkin pernah kita dengar ataupun baca di
Koran maupun internet. Statistik mengenai jumlah investor di Indonesia. Ada
yang tahu berapa persen jumlah penduduk Indonesia yang sudah melek pasar modal?
Berapa persen jumlah penduduk Indonesia yang sudah berinvestasi di Bursa Efek
Indonesia? Berapa persen jumlah penduduk Indonesia yang tercatat sebagai
investor?? Ada yang bisa jawab??
Jika
anda menjawab 10 juta investor, maka saya ucapkan SELAMAT!!!, anda masih
salah..hehehe.
Lebih
jelasnya lihat gambar berikut.
Data
terakhir dari KSEI menyebutkan bahwa per Mei 2012 jumlah investor di Indonesia
hanya sebanyak 363 ribu investor ( saya melihatnya dari sub rekening efek yg
tercatat di C-BEST), atau hanya sekitar 0,14% dari total jumlah penduduk
Indonesia yang mencapai 240 juta jiwa. Menyedihkan memang jika melihat
kenyataan tersebut, terlebih bagi kita-kita yang sudah mengenal apa itu pasar
modal dan potensi financial yang ditawarkan. Lebih sedih lagi Apabila kita
bandingkan angka tersebut dengan negara-negara tetangga kita, makin miris
ngeliatnya. Kita sangat jauh tertinggal dalam hal jumlah investor saham dan
persentase dari total populasi penduduk. Perbandingan total investor kita
dengan jumlah penduduk sangat jauh tertinggal dari Singapura yang jumlah
investornya mencapai 1,6 juta atau 30,5% dari total penduduk, dari Malaysia
yang jumlah investornya mencapai 17,4% atau sekitar 5,1 juta investor, dari
Hong Kong 1,13 juta (15,9%), Jepang 14,02 juta (11%), China 26,7 juta (2%),
India 24 juta (2,02%), Thailand 2,4 juta (3,6%) dan bahkan Pakistan 5,2 juta (2,78%). Menyedihkan ketika melihat
jumlah investor kita hanya mencapai angka ratusan ribu padahal sejak tahun 2009
BEI sudah menargetkan angka jutaan. Menyedihkan jika kita bandingkan dengan
total penduduk Indonesia yang lebih dari 240 juta jiwa. Salah siapa?? Salah
guee?? Salah temen-temen guee???
Hmm..bukan
salah siapa-siapa juga sih, toh otoritas bursa juga dah berusaha secara
maksimal untuk meningkatkan jumlah investor di Indonesia, sudah berupaya
merangsang masyarakat untuk menekuni pasar modal sebagai media investasi yang
menguntungkan, sudah mencoba berbagai cara untuk mengubah mindset penduduk
Indonesia dari saving menjadi investing..kalo bukan salah siapa? Lalu apa yang
salah? Di mana letak kesalahannya? Well, gak penting juga si bagi kita untuk
mencari tahu letak kesalahannya, toh balik lagi bursa sudah menjalankan
kewajibannya untuk mengedukasi masyarakat, sudah banyak program yang dijalankan
oleh bursa. Sudah cukup sebenarnya, dan kewajiban untuk mengevaluasi semua
program yang sudah dijalankan serta hasil yang diperoleh dari program tersebut
adalah kewajiban otoritas bursa, bukan kewajiban kita.
Yang
penting kita tahu usaha yang sudah bursa lakukan, kita tahu bahwa selama ini
bursa telah menyelenggarakan berbagai macam program edukasi investor. Ada
sekolah pasar modal (http://sekolahpasarmodal.idx.co.id), Lalu ada juga
pojok BEI yang merupakan implementasi kerjasama 3 in 1 antara bursa,
universitas dan perusahaan sekuritas. Ada juga Pusat informasi Pasar
Modal (PIPM) yang tersebar di banyak kota di Indonesia, dan terakhir bursa juga
menyediakan akses informasi melalui pusat referensi pasar modal dengan
membentuk satu institusi baru yakni PT Indonesian Capital Market Electronic
Library (ICaMEL).. BEI juga memiliki berbagai program sosialisasi dan edukasi
lainnya, di antaranya Temu Investor, Forum Calon Investor, Business Gathering,
Investor Day dan Investor Summit. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah semua
program yang sudah dijalankan oleh bursa tersebut efektif, tepat sasaran??
Jawaban apakah program tersebut efektif atau tidak, secara tidak langsung
terlihat dari jumlah investor yang ada di Indonesia saat ini..hehe.
Beberapa program menurut saya agak kurang tepat pelaksanaannya. Sebagai contoh, sekolah pasar modal. Program ini tujuannya memang sangat baik yakni mencetak investor-investor baru yang handal serta menyebarluaskan pengetahuan dan informasi yang benar dan tepat tentang investasi saham. tetapi menurut saya hal tersebut kurang efektif, kenapa? Sekolah pasar modal dilaksanakan pada hari rabu dan kamis yang merupakan hari kerja. Hal tersebut secara tidak langsung membatasi pilihan investor dan calon investor yang masih berstatus karyawan, masih menjadi pegawai kantoran untuk mengikuti pelatihan yang ada di sekolah pasar modal tersebut. Pertanyaannya adalah, berapa besar investor di Indonesia yang menjadi full time trader/investor sehingga bisa mengikuti Sekolah Pasar Modal pada hari kerja?? Berapa besar trader/investor yang tertarik untuk mengikuti Sekolah Pasar Modal tetapi terpaksa mengurungkan niatnya karena pelaksanaannya pada hari kerja dimana mereka akhirnya terpaksa tidak mengikuti pelatihan tersebut Karena alasan pekerjaan???. Mungkin saya salah, tetapi saya yakin, Sekolah Pasar Modal akan lebih efektif, akan lebih bermanfaat jika diselenggarakan saat weekend. Memang, bursa juga sudah punya beberapa program yang diselenggarakan saat weekend, tetapi masih sangat kurang dalam hal frekuensi pelaksanaannya.
Beberapa program menurut saya agak kurang tepat pelaksanaannya. Sebagai contoh, sekolah pasar modal. Program ini tujuannya memang sangat baik yakni mencetak investor-investor baru yang handal serta menyebarluaskan pengetahuan dan informasi yang benar dan tepat tentang investasi saham. tetapi menurut saya hal tersebut kurang efektif, kenapa? Sekolah pasar modal dilaksanakan pada hari rabu dan kamis yang merupakan hari kerja. Hal tersebut secara tidak langsung membatasi pilihan investor dan calon investor yang masih berstatus karyawan, masih menjadi pegawai kantoran untuk mengikuti pelatihan yang ada di sekolah pasar modal tersebut. Pertanyaannya adalah, berapa besar investor di Indonesia yang menjadi full time trader/investor sehingga bisa mengikuti Sekolah Pasar Modal pada hari kerja?? Berapa besar trader/investor yang tertarik untuk mengikuti Sekolah Pasar Modal tetapi terpaksa mengurungkan niatnya karena pelaksanaannya pada hari kerja dimana mereka akhirnya terpaksa tidak mengikuti pelatihan tersebut Karena alasan pekerjaan???. Mungkin saya salah, tetapi saya yakin, Sekolah Pasar Modal akan lebih efektif, akan lebih bermanfaat jika diselenggarakan saat weekend. Memang, bursa juga sudah punya beberapa program yang diselenggarakan saat weekend, tetapi masih sangat kurang dalam hal frekuensi pelaksanaannya.
Kekurangan
ini dengan baik diisi oleh sebagian orang yang kemudian menyelenggarakan
training saham dengan berbagai bentuk dan kemasan. Dan bagai gayung bersambut,
keberadaan training-training saham ini disambut dengan baik oleh masyarakat
yang sangat haus akan ilmu terutama ilmu mengenai pasar modal, ilmu mengenai
teknik trading dan investasi. Biaya bukan menjadi persoalan bagi mereka yang
berniat mencari ilmu dan berkecukupan, karena mereka yakin bahwa biaya yang
mereka keluarkan sesungguhnya bukan merupakan biaya, tetapi merupakan investasi
yang hasilnya akan mereka nikmati kembali baik dalam bentuk kecerdasan maupun
keuntungan financial. Invest your brain before invest your money, they said.
Sayangnya, tidak semua investor punya dana lebih untuk bayar biaya training
saham, jangankan untuk bayar training saham, untuk buka account aja pake
batasan minimal.
#tradergathering
muncul sebagai alternative tempat belajar mengenai saham ditengah “mahalnya”
biaya training saham independent dan keterbatasan edukasi pasar modal yang
dilakukan oleh bursa. #tradergathering merupakan sarana sharing ilmu mengenai
pasar modal, teknik trading dan investasi dengan semangat berbagi dari trader,
oleh trader dan untuk trader. Sarana untuk belajar bagi mereka yang terbatas
dananya, maupun sarana untuk kopdar dengan komunitas pasar modal bagi mereka
yang selama ini trading sendirian di tengah belantara bursa. Layaknya sebuah
gathering, biaya yang muncul dalam gathering ditanggung bersama oleh peserta
gathering, urunan. Biaya yang harus dikeluarkan oleh peserta #tradergathering
hanyalah biaya untuk sewa tempat dan akomodasi baik snack maupun makan siang.
Besarannya akan bervariasi tergantung dari tempat penyelenggaraan
#tradergathering, bisa mahal bisa murah, kalau di hotel ya mahal, kalo di
restoran biasa ya lebih murah. Di manapun #tradergathering dilaksanakan, isinya
tetap sama, sharing dari seorang trader untuk trader lainnya. Trader yang
sharing bisa jadi akan berbeda untuk
#tradergathering yang berbeda pula, tapi yang jelas siapapun yang
sharing, kompetensi dan kualifikasinya tidak perlu diragukan lagi baik dari
sisi pendidikan formal maupun pengalaman trading. Gratisan bukan berarti
kualitasnya murahan, gratisan bukan berarti acaranya sembarangan. Pemateri
dalam #tradergathering merupakan orang-orang yang selama ini sudah dikenal di
komunitas pasar modal, baik lewat milist, twitter, facebook maupun media
interaksi lainnya, sebut saja @bagusperdana_ @ariasantoso @vicella @desmondwira
dan @hmin918. Mereka adalah beberapa trader yang pernah sharing mengenai teknik
trading dan pengalaman trading mereka di #tradergathering, dan saya yakin sudah
banyak yang tahu kualitas mereka.
#tradergathering
bisa dibilang terinspirasi dari @akademiberbagi (http://akademiberbagi.org) sebuah gerakan sosial nirlaba yang bertujuan untuk
berbagi pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang bisa diaplikasikan langsung
sehingga para peserta bisa meningkatkan kompetensi di bidang yang telah
dipilihnya. Bentuknya adalah kelas-kelas pendek yang diajar oleh para ahli dan
praktisi di bidangnya masing-masing. Kelasnya pun berpindah-pindah sesuai
dengan ketersediaan ruang kelas yang disediakan oleh para donatur ruangan.
Perbedaannya adalah #tradergathering hanya mengkhususkan berbagi pengetahuan
dan pengalaman mengenai segala hal yang berkaitan dengan trading, investasi dan
pasar modal, tidak seperti @akademiberbagi yang mempunyai berbagai macam topic
yang berbeda. Kedua, #tradergathering tidak sepenuhnya free karena ada biaya
patungan sewa tempat dan akomodasi makan dan snack, beda dengan @akademiberbagi
yang sepenuhnya free karena ada donator ruangan dan tanpa akomodasi makan dan
minum.
Seharusnya
#tradergathering bisa free, seharusnya edukasi mengenai saham dan segala
aktifitas yang berhubungan dengan trading / investasi menjadi tanggung jawab
otoritas bursa dan para anggota bursa yang tergabung di dalamnya khususnya
dalam hal biaya. Seharusnya, otoritas bursa lebih mendorong sekuritas-sekuritas
anggota bursa untuk turut berperan aktif dalam mengedukasi para investor maupun
calon investor. Meski selama ini hal tersebut juga sudah dijalankan, baik yang
dilaksanakan melalui kerjasama dengan bursa maupun independent di sekuritas
masing-masing. Tapi balik lagi, seringkali, acara yang di laksanakan oleh BEI
maupun sekuritas kurang efektif karena seringkali dilaksanakan pada hari dan
jam kerja. Seharusnya otoritas bursa mendorong sekuritas-sekuritas untuk
menjadi sponsor acara-acara independent seperti #tradergathering, dan agar
acara-acara seperti #tradergathering bisa banyak diselenggarakan di daerah-daerah
dan bukan Cuma di Jakarta saja. #tradergathering goes to campus,
#tradergathering keliling nusantara misalnya..hehehehe.
Agar
#tradergathering bisa bener-bener free, maka butuh dukungan banyak pihak
terutama soal penyediaan tempat belajar. Bisa jadi ke depan, #tradergathering
terbuka terhadap semua pihak yang mau turut serta memajukan pasar modal
Indonesia dan mencerdaskan investor lokal. Yang menjadi pertanyaan adalah,
apakah peserta #tradergathering mau bener-bener Free?? Karena ketika ada pihak
yang mensponsori #tradergathering maka terbuka kemungkinan adanya promosi,
adanya presentasi dari pihak yang member sponsor, bakal ada kesan jualan.
Sebagian mungkin akan berkata OK aja gak masalah, tapi sebagian yang lain
mungkin akan menolak kehadiran sponsor dan lebih rela patungan daripada
ditawari macem-macem. Hehe..gak tau lah..ntar aja mikirinnya..apa perlu dibikin
survey ya? Gratisan dengan sponsor atau patungan tanpa sponsor??
Apapun
itu, gratisan atau patungan, ke depan, pengennya #tradergathering lebih teratur
dan terencana dengan baik. Pengennya #tradergathering punya semacam kurikulum
yang jelas, ada pembedaan kelas dari kelas pemula atau kelas basic, untuk orang
yang baru terjun di dunia saham atau siapapun yang tertarik dengan dunia pasar
modal, kelas intermediate untuk jenjang investor/trader yang lebih tinggi,
hingga kelas advance. Pengennya #tradergathering bisa terjadwal dengan rapi,
baik bulanan maupun tiga bulanan. Pengennya, bakal muncul #tradergathering di
masing-masing daerah dengan pemateri dari daerah tersebut, #tradergatheringSBY
untuk daerah Surabaya dan sekitarnya, #tradergatheringBALI untuk Bali
#tradergatheringMDN untuk wilayah Medan dan sekitarnya dan daerah lainnya yang
punya semangat berbagi yang sama, berbagi tanpa mengharapkan imbalan financial,
siapa tahu #tradergathering bisa seperti @akademiberbagi yang punya banyak
chapter di daerah..siapa tahu? ya nggak?
Mengutip
John Lennon, you may say I am a dreamer, but I’m not the only one, and I hope
someday you will join us. Join sebagai pemateri di #tradergathering.
#tradergathering
Great community great sharing, and profit will come to us all.
Salto
Mas Bro!!
nice vision bro.. lanjutkenn
ReplyDeleteini sih jelas2 salah Dirut BEI dong. Misinya benar2 tidak berhasil. BEI memang tidak memihak kepada investor retail. Buktinya Website yang sekarang itu jauh lebih jelek dan lamban dibanding website yang sebelumnya dan sudah bertahun2 tidak ada perbaikan. Mungkin website BEI itu website terbolot bursa2 di ASIA
ReplyDeleteente cocok jadi head pipm jabar bandung ko, msh kosong tuh, cm males gaji ama kode etic nya :))
ReplyDeletehehehe..gitu ya
ReplyDeletebagus , lanjutkan
ReplyDelete