Ketika
sedang asyik menikmati Asian dolce latte dan focus pada layar macbook saya,
tiba tiba tiga orang perempuan muda duduk di meja sebelah saya. Untuk sesaat
konsentrasi saya sedikit buyar karena wangi parfum mereka begitu memanjakan
indera penciuman saya. Saya yakin parfum yang mereka pakai adalah Black Opium
dari Yves Saint Laurent karena wanginya begitu khas, begitu menyita perhatian.
Mau gak mau saya pun kemudian mengalihkan mata saya dari layar macbook, tiga
perempuan tadi ternyata memiliki wajah cantik yang ditunjang dengan bentuk
tubuh yang sangat proporsional serta dandanan khas anak muda yang sangat fresh,
warna baju ngejreng dipadu dengan hot pants serta sneakers…emejing dah. Tapi
sayang, masih ada beberapa pekerjaan yang harus segera saya selesaikan sehingga
keberadaan mereka di samping meja saya harus saya abaikan dan kembali focus
pada slide slide presentasi yang sudah ditunggu.
Setengah
jam kemudian, konsentrasi saya kembali buyar, ketiga cewek cewek lucu tadi tiba
tiba ketawa cekikikan dengan suara yang agak keras. Dengan gaya bahasa khas
Malaysian English, mereka asyik ngobrol soal artis idola mereka. Topik obrolan
mereka adalah seputar boyband One Direction, betapa mereka sangat menyukai
boyband asal London ini, betapa serunya OnTheRoadAgainTour 2015 yang sedang
dijalani oleh One Direction saat ini dan betapa mereka sangat menyesali
keluarnya Zayn Malik dari One Direction.
Pengen
rasanya pindah ke meja sebelah, duduk bersama mereka dan berceramah kepada
mereka agar mereka segera sadar dan insyaf dari kekhilafan mereka menyukai one
direction ini. Pengen rasanya mengembalikan mereka ke jalan yang benar, bahwa
boyband sesungguhnya adalah New Kids on The block…hahahaha ;-)
Saya
sendiri tidak begitu asing dengan One Direction, sebagai anak gaul masa kini saya
memang tahu beberapa lagu dari One Direction, bahkan beberapa lagu mereka
menjadi penghuni tetap playlist saya untuk kegiatan yang berbeda, entah saat
pergi ke Gym, saat lari ataupun saat menyelesaikan pekerjaan kantor. Lagu lagu
One Direction seperti Story of My Life, What Makes You Beautiful dan Live While
We’re Young adalah lagu lagu yang sudah sangat akrab di telinga saya. Jadi
sedikit banyak apa yang diomongin oleh tiga cewek tadi masih sangat bisa saya
pahami.
Bagi
yang belum tahu, One Direction adalah boyband asal Inggris yang terdiri dari
Niall Horan, Liam Payne, Harry Styles, Louis Tomlinson dan Zayn Malik yang
akhirnya keluar dari One Direction pada bulan Maret lalu. One Direction lahir
dari ajang pencarian bakat The X Factor pada tahun 2010 silam. Awalnya masing
masing personil dari One Direction merupakan peserta untuk kategori Solo,
tetapi mereka gagal maju dan juri The X Factor mempunyai ide untuk mengumpulkan
mereka dalam satu grup boyband. Nama One Direction sendiri merupakan ide dari
Harry Styles yang berpikir bahwa boyband bentukan baru tersebut harus pergi ke arah
yang sama, ke satu arah yakni memenangkan kompetisi The X Factor tersebut. Meski
pada akhirnya mereka gagal menjuarai ajang tersebut dan hanya berhasil
menempati urutan ketiga, mereka dikontrak oleh Simon Cowell melalui perusahaan
rekaman Syco Records dan telah menghasilkan empat buah album hingga saat ini
yakni Up All Night (2011), Take Me Home (2012), Midnight Memories (2013) dan
Four (2014).
Berbicara
mengenai One Direction, untung saja Harry Styles adalah seorang penyanyi dan
bukan trader saham. Kenapa? Karena jika Harry Styles adalah seorang trader
saham dan hanya berpikir bahwa pergerakan saham haruslah One Direction maka
bisa dipastikan kekecewaan demi kekecewaan lah yang akan dia rasakan. Pada
kenyataannya pergerakan harga saham bukanlah pergerakan yang sifatnya hanya One
Direction atau satu arah, tetapi Three Directions, ada tiga jenis pergerakan
dalam harga saham yakni Up (naik), Down (turun) and Sideways (Ngesot ;-).
Sayangnya,
hal ini pula lah yang menjadi salah kaprah di banyak trader newbie, trader yang
baru terjun ke dunia pasar modal. Banyak dari mereka yang berpikiran bahwa
pergerakan harga saham hanyalah satu arah yakni naik, banyak dari mereka yang
berpikiran bahwa setelah mereka beli saham maka harganya harus langsung naik,
langsung cuan. Lha apa mereka pikir pasar modal itu pasare mbah nya, ngikut apa
yang mereka mau, kayak mesin ATM yang langsung keluar duit begitu mereka
masukkan kartu ATM..lha kok pueennakk.
Mungkin
kesalahan pemikiran tersebut tidak sepenuhnya salah dari mereka para trader
newbie yang mau melipatgandakan uang yang mereka investasikan. Mungkin sebagian
kesalahan pemikiran tersebut juga disebabkan oleh seringnya orang orang norak di
dunia saham yang sering pamer keuntungan yang mereka dapatkan, pamer
keberhasilan trading mereka, pamer betapa hebatnya pilihan saham mereka, pamer
betapa mudahnya mencari uang di saham. Ya memang si itu hak mereka, toh cuan
juga cuan mereka, toh duit juga duit mereka, cuma kadang merasa miris aja sih
karena kadang motivasi yang mendasari bukanlah motivasi untuk berbagi ilmu,
tetapi sudah berbau bisnis. Dan memang, dunia investasi merupakan ladang bisnis
yang sangat subur dengan target market yang cukup besar pula, tentu saja sangat
menggiurkan bagi sebagian orang untuk mengolahnya menjadi sumber pendapatan.
Tidak ada yang salah dengan itu sih J
Balik
ke soal One Direction vs Three Directions. Ketika kini kita tahu bahwa ada 3
macam pergerakan dalam harga saham, lalu apa yang harus kita lakukan?. Jawaban
paling logis tentu saja belajar dan mengasah kemampuan untuk menghadapi ketiga
kondisi pergerakan harga tersebut. Kenapa ? karena memang ketiga pola
pergerakan harga tersebut masing masing mengandung peluang untuk mendapatkan
keuntungan juga, dengan begitu tidak perlu kita hindari, justru perlu kita
manfaatkan keberadaannya sehingga kita bisa meraih keuntungan dalam kondisi
apapun entah saat uptrend, saat downtrend maupun saat harga sedang sideways.
UPTREND
Secara
singkat Uptrend adalah kondisi di mana harga saham naik secara kontinyu,
arahnya ke atas lah kalo mau lebih singkat lagi. Cara paling gampang lihat
saham uptrend ya kalo liat chart dan candlestick sahamnya bikin higher high dan
higher low secara kontiyu. Acuan lain yang dipegang oleh para analis teknikal
umumnya juga dengan melihat patokan garis moving average yang dipadukan dengan
candlestick untuk menentukan apakah harga saham saat ini dalam kondisi uptrend
atau tidak. Garis moving average periode
pendek yang berada di atas garis moving average periode yang lebih panjang bisa
jadi salah satu acuan, kenapa? Karena itu berarti harga saham dalam beberapa
hari terakhir lebih tinggi dibanding dengan harga saham dalam periode yang
lebih lama.
Lalu
strategy trading apa yang bisa diterapkan dalam kondisi harga sedang uptrend
ini? Ya banyak sih…strategy trend following adalah salah satu strategy yang
bisa diterapkan. Namanya aja trend following, mengikuti tren, intinya adalah
kita tetap akan pegang saham tersebut selama trend nya tidak berubah. Lalu apa
yang menjadikan trend saham tersebut berubah? Beberapa trader bisa jadi
mengambil pendekatan yang berbeda, ada yang berdasar candlestick, ada yang
berdasar garis moving average dan ada juga yang berdasar garis trendline.
Misal
yang berdasar garis moving average, mereka akan menjual sahamnya jika harga
saham turun di bawah garis moving average 10 hari…misalnya..
Yang
berdasar candlestick, misal mereka akan exit ketika sahamnya membentuk pattern
reversal yang diikuti oleh candle konfirmasinya, misal candle doji yang diikuti
oleh candle dengan titik low yang lebih rendah dari candle hari sebelumnya.
Yang
berdasar garis trendline, akan keluar dari pasar ketika harga saham tembus di
bawah garis trendline yang ada.
Selain
itu Penerapan trailing stop juga seringkali banyak membantu ketika kita sedang
dalam posisi hold saham yang sedang bergerak naik atau uptrend.
Yang
perlu diperhatikan adalah bahwa trendfollowing hanya berlaku untuk saham yang
bergerak naik (uptrend) dan tidak berlaku untuk saham yang bergerak turun
(downtrend). Dan tidak kalah pentingnya, trend following itu memperhatikan
harga bukan saham nya..jadi beli saham yang sedang naik, bukan beli saham yang
sedang nge-trend..
DOWNTREND
Downtrend
mah gampangnya saham yang harganya turun mulu. Kalo pake patokan candlestick
yang candlenya bikin lower low terus. Nasihat paling baik untuk saham yang
kondisinya lagi downtrend ya jangan dibeli, sayang duit, sayang jantung. Tapi,
bagi yang sudah biasa trading, kondisi saham downtrend juga seringkali bisa
memberikan cuan yang cukup lumayan, syaratnya adalah kita entry saat awal awal
terjadi perubahan arah dari downtrend mau menjadi uptrend, ya minimal ada tanda
tanda downtrend nya sudah melemah. Bentuk candle dan posisi candle bisa
dijadikan patokan untuk ini, misal tidak ada new low, tidak tembus support, ada
candle doji di ujung trend, atau candle reversal lainnya…misaaaaal…
SIDEWAYS
Gimana
sih kondisi saham yg lagi sideways itu?? Ya bayangin aja gimana suster ngesot…kira
kira begitulah gerakannya, menyamping, kagak naik kagak turun. Beberapa orang
bilang sideways itu trendless atau kagak punya trend…bener sih tapi kagak punya
trend bukan berarti kagak bisa kasih duit. Asal jeli dan sabar justru bisa
dapat duit banyak dari saham sideways ini ya minimal dapat uang ngopi lah.
Paling gampang biasanya gini, saham sideways itu punya pola yang sama untuk
beberapa waktu, dia tidak breakout resistance juga gak jebol support, nah di
situ kan ada range antara resistance dan support, range itulah yang bisa
digunakan trader untuk tektok dan ambil duit kopi. Strategy lainnya biasanya
kita bisa cari saham saham yang dalam kondisi flatbase consolidation, range
kecil dan berlangsung sudah cukup lama tapi volume selalu ada dan cukup besar,
umumnya ketika nanti breakout akan lari kenceng, ngatjir kayak tuyul dikejar
kuntilanak. Volume saat breakout dan lamanya dia konsolidasi umumnya jadi
faktor yang menyebabkan dia lari kenceng, faktor lainnya ya tergantung mood
bandarnya aja.
Memang,
tidak ada keharusan bagi kita untuk trading pada ketiga kondisi tersebut,
terlebih saat downtrend dan sideways. Tetapi ada kalanya counter trend trading
pada saham downtrend merupakan strategy yang cukup mumpuni untuk menghasilkan
keuntungan dalam waktu yang sangat singkat, syaratnya adalah kesiapan mental
yang ditunjang dengan kemampuan trading yang mumpuni. Jika dua hal ini tidak
dimiliki, maka duduk ditepi dan hanya melihat gerakan liar saham yang sedang
turun adalah merupakan keputusan yang sangat bijak. Ada kalanya juga beli saham
yang sedang sideways dengan volume yang selalu ada lebih nyaman di hati dan
lebih menghasilkan dibanding dengan trading tiap hari.
Dah ah,
awalnya mau ngomongin one direction malah jadinya ngomongin saham…hehehehe.
No comments:
Post a Comment