Tuesday, August 26, 2014

Bring Moyes back !!!

sumber @guyyman


Saya termasuk salah satu yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Memang, dalam dua pertandingan pertama liga Inggris musim 2014 / 2015, Manchester United di bawah asuhan pelatih baru meneer Louis Van Gaal tidak menunjukkan performa sebagai sebuah team yang telah menjuarai liga Inggris sebanyak 20 kali, lebih banyak dari klub sebelah yang bergambar burung bango..hehehe..( iye iye bukan burung bango lambangnya ).

Manchester United mengawali musim 2014 / 2015 dengan menelan kekalahan dari sebuah klub yang saya yakin alay alay dahsyat gak ada yang tahu, Swansea City. Tidak ada pemain sekaliber Wayne Rooney di Swansea, tidak ada pemain seganteng Juan Mata di klub tersebut. Saya yakin jika hasil sebuah pertandingan sepakbola ditentukan dari banyak atau tidaknya pemain ganteng di klub tersebut maka Manchester United akan dengan mudah mengalahkan Swansea City. Menyakitkan memang melihat Manchester United dikalahkan oleh sebuah tim sepakbola yang baru naik kasta ke premier league pada tahun 2011 dan dilatih oleh mantan pemain Swansea yang baru berumur 35 tahun!!!. Pertandingan kedua Manchester United yang baru saja berlangsung tadi malam tidak kalah jelek dari pertandingan pertama. Para pemain Manchester United bermain layaknya om om genit yang datang ke tempat gym dan bergabung ke dalam kelas Zumba hanya untuk sekedar melihat cewek cewek meliuk liukan tubuhnya menari zumba. Para pemain MU seolah olah tidak tahu apa yang mereka harus lakukan di lapangan sama kayak om om zumba yang cuma goyang kanan kiri tanpa mengikuti instruksi sang pelatih. Tujuannya gak jelas yang penting eksis ada di lapangan lari kesana kemari, soal apakah umpannya bener, apakah tendangannya mengarah ke gawang urusan belakangan. Ashley Young yang pada pertandingan pra musim tampil luar biasa, sudah mulai sadar bahwa dirinya adalah seorang Ashley Young, pemain medioker yang lebih jago diving daripada jago bikin umpan. Yang paling parah tentu saja performansi pemain tengah dan pemain belakang Manchester United, entah karena mereka belum terbiasa dengan skema baru Manchester United yang memakai tiga pemain belakang, ataukah mereka belum bisa move on dari kegagalan Manchester United pada musim lalu seperti salah satu kandidat presiden yang belum juga bisa move on dari kegagalan dia menjadi presiden republik ini. Hasilnya, pada pertandingan kedua, Manchester United hanya bisa meraih satu angka dari team yang kualitasnya di bawah Manchester United, bermain imbang dengan Sunderland. Mungkin, jika di Inggris ada mahkamah Konstitusi sepakbola, Van Gaal akan mengajukan gugatan dan meminta pertandingan untuk diulang karena menurut survey internal Manchester United pertandingan tersebut seharusnya dimenangkan oleh kubu Manchester United.

Louis Van Gaal bukanlah seorang pelatih minim prestasi, justru sebaliknya pelatih yang wajahnya kayak orang yang kebanyakan suntik botox ini penuh dengan torehan prestasi cemerlang, dari gelar liga Champions bersama Ajax Amsterdam hingga dua kali Juara La Liga Spanyol bersama Barcelona. Bahkan prestasi Van Gaal bersama timnas Belanda pada piala dunia 2014 kemaren juga tidak bisa dibilang sebagai sebuah kegagalan. Melihat deretan piala yang telah berhasil dicapai oleh Van Gaal bersama tim asuhannya maka tidaklah salah ketika Van Gaal dipercaya untuk menangani Manchester United harapan besar disematkan kepada Van Gaal untuk mengembalikan dominasi Manchester United di Liga Inggris. Dan harapan ini, semakin yakin bisa tercapai ketika pada laga pra-musim Manchester United menunjukkan performansi yang luar biasa dengan mengalahkan klub klub papan atas, AS Roma, Real Madrid atau bahkan LA Galaxy yang kebobolan 7 gol.

Namun siapa sangka, laksana seorang cowok yang mendapat perhatian lebih dari seorang cewek lalu berharap bisa menjadi seorang pacar tapi ternyata cewek tersebut hanya menganggap dia sebagai seorang teman biasa, performansi luar biasa Manchester United pada pertandingan pra-musim ternyata tak lebih dari PHP seorang cewek terhadap temen cowoknya. Kemenangan kemenangan yang berhasil diraih saat menjalani laga pra musim di Amerika Serikat tidak serta merta diikuti oleh kemenangan kemenangan di pertandingan resmi liga Inggris. Boro boro menjadi pemuncak klasemen, dua minggu awal berjalannya liga Inggris, sang setan merah terperosok ke dalam neraka jahanam, ke posisi 13 klasemen sementara. Angka 13 yang selama ini menjadi symbol angka sial turut menunjukkan betapa sialnya klub yang telah meraih 20 gelar liga Inggris itu di musim ini.

Permulaan Manchester United di bawah asuhan Van Gaal musim ini bahkan jauh lebih buruk daripada permulaan Manchester  United di bawah kepelatihan David Moyes musim yang lalu. Dua pertandingan awal musim lalu Manchester United di bawah asuhan David Moyes mampu meraih empat angka yang didapat dengan mengalahkan Swansea City 4 – 1 dan bermain imbang dengan Chelsea. Bayangkan, David Moyes aja yang minim prestasi musim lalu bisa mengalahkan Swansea City dengan skor yang cukup telak 4-1, apalagi Van Gaal yang prestasinya jauh lebih mentereng. Makanya banyak fans Manchester United yang berpikir Manchester United di bawah Van Gaal akan dengan mudah mengalahkan Swansea, tetapi ternyata bola memang bundar, hasil akhir kadang tidak sesuai dengan prediksi awal. Tim yang musim lalu dikalahkan dengan mudah kini membuat fans setan merah gigit jari. Buruknya permulaan musim Manchester United di bawah asuhan Van Gaal inilah yang kemudian selama beberapa hari ini dijadikan guyonan oleh beberapa fans dengan mengatakan #bringmoyesback. Dan seperti yang telah saya sampaikan di awal tulisan ini, saya termasuk salah satu orang yang tidak setuju dengan hal tersebut meski itu adalah sebuah lelucon.

Sebuah liga adalah sebuah perjalanan panjang, akan ada 38 pertandingan yang harus dijalani oleh tim yang bergabung ke dalam liga tersebut. Juara pada akhir musim tidak ditentukan oleh satu atau dua pertandingan awal, tetapi ditentukan oleh akumulasi dari seluruh pertandingan yang dijalani selama satu musim. Kekalahan kekalahan pada pertandingan awal tidak selalu menunjukkan bahwa tim tersebut bukanlah calon juara akhir musim, begitu juga kemenangan kemenangan pada awal musim tidak menjamin bahwa tim tersebut aman dari zona degradasi pada akhir musim. Buruknya penampilan Manchester United di awal musim ini tidak serta merta memupuskan harapan untuk menduduki tahta liga Inggris di akhir musim, dan saya masih percaya setidaknya Manchester United akan mengakhiri musim ini lebih baik daripada musim lalu. Manchester United masih punya banyak waktu untuk mengevaluasi dua pertandingan awal mereka, mencari tahu di mana letak kesalahan mereka, dan memperbaiki di masa mendatang untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, jika perlu mendatangkan pemain baru yang dirasa mampu memperbaiki performa tim, seperti rumor santer mengenai kedatangan Angel di Maria ke Old Trafford.

Sebenarnya, saya cuma ingin menyampaikan, bahwa trading tidaklah jauh beda dengan sebuah liga. Bagi kita seorang trader, awal musim kita adalah perdagangan saham di awal tahun, pada tanggal 2 januari tiap tahunnya, dan akhir musim trading kita adalah pada akhir desember. Tentu saja tujuan dari kita adalah menjadi juara dari masing masing liga trading yang kita ikuti dalam bentuk pertumbuhan asset dan nilai investasi yang kita tanamkan di awal tahun. Dan seharusnya itu pulalah yang menjadi fokus kita, target peringkat berapa di akhir musim. Karena layaknya pertandingan liga, juara akhir musim tidak ditentukan oleh satu dua pertandingan saja tetapi ditentukan oleh akumulasi dari total pertandingan yang dijalani. Begitu juga dengan trading, pertumbuhan nilai investasi yang kita tanamkan di awal tahun ditentukan oleh akumulasi trading yang kita lakukan sepanjang tahun tersebut. Dalam perjalanannya, pasti kita akan mengalami kerugian, layaknya sebuah tim sepakbola yang mengalami kekalahan, jarang ada tim sepakbola yang tidak terkalahkan sepanjang musim, juga jarang ada trader yang untung sepanjang tahun. Yang terpenting adalah jumlah kemenangan kita jauh lebih besar dari jumlah kekalahan yang kita derita sehingga nilai akumulasinya menjadi besar.

Kekalahan bukanlah untuk diratapi, tetapi kekalahan ada untuk dievaluasi dan diperbaiki. Kerugian pasti akan ada selamanya menyertai perjalanan trading kita, tetapi fokus kita bukanlah pada berapa banyak kerugian yang kita derita, betapa menyakitkannya kerugian tersebut. Fokus kita adalah pada apa yang bisa kita evaluasi dari kesalahan trading yang menyebabkan kerugian tersebut, apa yang bisa kita perbaiki dari kesalahan itu sehingga di kemudian hari kita bisa trading dengan strategy yang lebih baik dan memperoleh keuntungan. Strategy yang berbeda perlu diterapkan untuk lawan tanding yang berbeda karena karakter sebuah klub sepakbola berbeda beda, strategy trading yang berbeda juga perlu diterapkan untuk saham yang berbeda karena karakter gerakannya juga berbeda.

Investasi kita tidak ditentukan oleh satu dua kali trading kita, tetapi ditentukan oleh nilai akumulasi trading kita selama satu tahun. Satu dua kali atau bahkan beberapa kali kekalahan trading dalam satu tahun adalah sebuah hal yang wajar, akan tetapi menjadi tidak wajar ketika kita tidak menjadikan kekalahan tersebut sebagai pelajaran untuk memperoleh hasil yang lebih baik pada trading trading berikutnya dan menjadi juara di akhir musim nantinya.


Don’t bring Moyes back !!!

1 comment: