Friday, September 7, 2012

Jika Aku Menjadi (bagian kedua)..

Setelah kemaren terputus, mari kita lanjutkan kembali imajinasi kita...lagi pada gak trading kan?? kebetulan saya si lagi gak trading..cuannya alhamdulillah dah cukup..hehe..

Bagi yang belum membaca bagian pertama, bisa dibaca di sini --> Jika Aku Menjadi

Saya ulang paragraf terakhir dari bagian pertama kemarin..

Siangnya, sambil makan siang di sebuah hotel mewah, diskusi antara kita dan konsultan pun dilakukan sambil menyantap menu buffet. Diskusi berlangsung cukup seru, beberapa kesepakatan pun dicapai pada saat itu. We are going public fo sure!!.

Diskusi cukup alot terjadi saat membicarakan mengenai berapa persen saham yang akan kita lepas ke publik dan bagaimana caranya agar penawaran perdana saham perusahaan kita sukses. Tapi diskusi alot tersebut akhirnya ditutup dengan sebuah ketegasan dari konsultan " Leave it to us sir, we are expert on this, trust us, we will make you rich and wealthy.."

Dan rapatpun akhirnya selesai dengan janji sang konsultan akan menindaklanjuti pertemuan siang ini dan akan datang full team ke kantor kita dua minggu lagi untuk memaparkan beberapa snap shot mengenai valuasi perusahaan serta beberapa pilihan strategi, skenario IPO dan segala hal yang terkait dengan go publiknya perusahaan kita.

Eh, tadi kita meeting hari apa ya?? wkwkwkwkwkwkwk...gak kesebut ya harinya?...ya anggap saja hari selasa siang kita meeting dengan konsultan tersebut yaa..okeh??

Waktupun berlalu..Selasa...Rabu..Kamis..Jumat...hingga akhirnya waktu dua minggu yang sudah dijanjikan oleh konsultan tersebut datang.

Sementara itu, dalam masa dua minggu tersebut, kita juga sudah melakukan beberapa pendekatan ke owner dan pemegang saham sekarang, serta juga melakukan sosialisasi terhadap internal perusahaan, terhadap karyawan dan beberapa rekan bisnis kita. Rapat Umum Pemegang Saham pun dilakukan untuk memutuskan mengenai besaran dana yang kita butuhkan yang akan kita dapatkan melalui proses IPO dan bagaimana komposisi pemegang saham setelah proses IPO dilakukan. Dalam masa itu, proses komunikasi dan diskusi dengan konsultan juga selalu kita lakukan.

Hari yang telah disepakati pun tiba, selasa pagi, konsultan dengan anggota team lengkap sudah stand by di ruang meeting kantor kita, sibuk menyiapkan presentasi dan membagikan copyan mengenai apa yang akan mereka presentasikan. Rapi jali cuy, pake jas semua, sepatunya pada kinclong, rambut klimis, cuma satu yang gak pake jas..satu-satunya wanita di ruangan itu, dan jangan tanya mukanya..olla ramlan mah lewaaaatt. :-) 

Daan..meeting pun dimulai. Satu per satu anggota team konsultan tersebut menjelaskan mengenai banyak hal sesuai dengan spesialisasi mereka masing-masing, mulai dari perkembangan bursa saham di Indonesia, kenapa IPO menjadi salah satu alternatif terbaik bagi perusahaan, mengenai performansi kompetitor di bursa, valuasi perusahaan, berapa nilai wajar perusahaan kita, hingga beberapa alternatif mengenai persentase saham yang akan ditawarkan ke publik beserta implikasi resiko serta skenario yang menyertai demi suksesnya rencana IPO perusahaan.

Diskusi seru pun terjadi dalam ruangan meeting pagi itu, maklum saja, meski berlabel anggota dewan direksi, tidak semua yang paham mengenai pasar modal, mengenai seluk beluk dunia saham, mengenai proses go publik dan mekanisme pencatatan saham perdana di bursa efek Indonesia. Misalnya muncul pertanyaan, kenapa sih tidak mencari dana lewat pinjaman bank saja? Kenapa harus IPO?

Dengan sigap, konsultan pun menjawab.."masalah buat elooh???" hahahahaha...enggak ding bercanda.

Sang konsultan menjelaskan bahwa sah-sah saja perusahaan mau memilih memperoleh dana dari mana, memang meminjam ke pihak lain seperti bank misalnya merupakan salah satu alternatif untuk memperoleh dana. Tapi seringkali prosesnya cukup rumit dan berbelit-belit, belum lagi bahwa yang namanya pinjaman,  merupakan sesuatu yang cukup berat konsekuensinya, harus bisa mengembalikan modal beserta bunganya, gak peduli perusahaan dalam keadaan untung ataupun rugi. Belum lagi jika perusahaan terlalu banyak mengandalkan pendanaan dari fasilitas pinjaman bank maka akan berdampak buruk pada kondisi keuangan perusahaan. Beda dengan IPO, ketika perusahaan memilih IPO sebagai media untuk memperoleh dana segar, maka tidak ada kewajiban bagi perusahaan untuk membayar bunga atau apapun kepada investor, sehingga dana yang diperoleh lebih murah. Jangankan bunga, deviden pun bukan merupakan kewajiban yang harus perusahaan berikan kepada investor. Memang, konsekuensinya adalah kepemilikan saham dari pemegang saham yang lama akan berkurang, tapi itu merupakan konsekuensi yang sangat wajar. Kemudian, konsultan lain pun menambahi bahwa dengan menjadi perusahaan publik akan memperluas akses terhadap modal. Setelah menjadi perusahaan publik, alternatif sumber modal atau pendanaan bagi  perusahaan akan bertambah. Status sebagai perusahaan publik akan sangat  menguntungkan bagi perusahaan dibandingkan dengan perusahaan non-publik Selain itu, dengan menjadi perusahaan publik, saham perusahaan juga bisa menjadi bagian dari program loyalitas karyawan dengan mekanisme pemberian saham sebagai salah satu alternatif kompensasi bagi karyawan. Pemberian saham bagi karyawan perusahaan akan meningkatkan rasa memiliki atau tanggung jawab karyawan yang bersangkutan.

Dan yang bertanya pun manggut-manggut sambil elus-elus janggut, entah beneran paham atau pura-pura paham.


Singkat kata..it's a deal.

Perusahaan dan konsultan mencapai kesepakatan. Sang konsultan akan bertindak sebagai underwriter bagi proses IPO perusahaan. Underwriter adalah perusahaan efek yang nantinya akan menjembatani perusahaan  ke pasar modal. Sebagai penjamin maka perusahaan efek itu akan menyiapkan dokumen dan bersama dengan perusahaan menunjuk pihak-pihak seperti akuntan publik, konsultan hukum, notaris, perusahaan penilai (appraisal), dan faktor-faktor lain yang sifatnya adminsitrasi.

Singkat kata, proses penilaian perusahaan selesai, proses legal selesai, notaris selesai. Semua proses selesai. Perusahaan akan IPO dengan range harga 500 - 750. Jumlah saham yang akan dilepas ke publik sebanyak 15%. Total dana yang akan didapatkan perusahaan anggaplah 150 Milyar.

Setelah proses pengajuan pernyataan pendaftaran ke bapepam disetujui. Penawaran ke publik pun dilakukan. Tapi bukan cuma itu saja yang kita lakukan, selama proses tersebut kita juga melaksanakan sebuah skenario yang sudah kita sepakati dengan pihak underwriter. Bahwa 15% saham yang kita lepas ke publik, tidak sepenuhnya kita lepas, melainkan kita serap sendiri. Jajaran direksi yang berjumlah lima orang masing-masing mendapat jatah 10 milyar, sehingga total ada 50 Milyar. Pihak sekuritas penjamin emisi mendapat jatah 75 Milyar. Sedangkan sisa 25 Milyar itulah yang dilepas ke publik.

Anggota direksi yang punya banyak uang, merogoh dari kocek mereka sendiri sejumlah 10 Milyar itu, sedangkan anggota direksi yang kurang tajir, membentuk konsorsium dengan teman-teman dekatnya. Pun begitu dengan pihak sekuritasnya, mereka menghubungi sekuritas lain untuk join dan membentuk konsorsium sekuritas.

Proses penawaran ke publik sukses hingga over subscribed puluhan kali...ya eyalaaah yang dilepas ke publik pan kecil ye? itupun mungkin dimakan sendiri sama temen-temennya direksi.. hehe..

Lalu, tibalah momen yang ditunggu, listing perdana di bursa. Kita pagi-pagi dan standby di gedung bursa efek Indonesia untuk melakukan pencatatan saham perdana di lantai bursa. Pukul 9.30 WIB, perdagangan di bursa pun dimulai, tidak sampai 5 menit, saham perusahaan kita, sebut saja tickernya CUAN, langsung Auto reject kanan hanya dengan beberapa lot saja. Dan kondisi tersebut bertahan hingga market tutup pada hari itu. Keesokan harinya, saham CUAN juga langsung AR kanan beberapa menit setelah opening, lagi-lagi dengan jumlah lot yang tidak signifikan. Kejadian AR kanan ini berlangsung berturut-turut hingga empat hari, saham perusahaan kita sudah naik lebih dari 100% dalam jangka waktu tersebut. Dan hari kelima, kita pun mulai melepas saham yang kita kumpulkan saat IPO, mulai jualan, mulai merealisasikan keuntungan yang di atas 100%. nambah kaya, nambah makmur.

Dan sang konsultan pun kemudian datang ke kita dan bilang.." i told you boss...i can make you rich and wealthy.."

Dah hampir setengah tiga pagi..bersambung lagi aja deh..hehe


7 comments: