Thursday, May 30, 2013

ISSP bagian dua

Berhubung marketnya gak terlalu menarik dan juga target pembelian hari ini sudah selesai, mari kita lanjutkan diskusi mengenai ISSP seperti dalam tulisan kemarin --> ISSP

Oke, jadi sekarang kita sudah tahu, setidaknya ada dua scenario yang bisa dilakukan oleh pihak yang punya kepentingan terhadap saham ISSP, langsung narik sahamnya atau jebol support dulu lalu akumulasi di bawah. Scenario mana yang akan dipilih tidak perlu kita pusing-pusing pikirin, yang perlu kita pikirkan adalah langkah antisipasinya terhadap dua scenario tersebut, apa yang akan kita lakukan jika ternyata scenario kedua dijalankan, ISSP dijebol supportnya, apa yang akan kita lakukan jika ternyata support 235 tetap bertahan dan harga merangkak naik.

Tetapi perlu juga diingat, bahwa anda sama sekali tidak perlu melakukan pembelian terhadap saham ISSP ini, gak ada keharusan untuk memilih saham ini sebagai pilihan trading maupun investasi. Terlebih jika anda mempunyai kandidat pilihan saham yang jauh lebih menarik, jauh lebih nyaman bagi anda dan jauh lebih menguntungkan potensi keuntungannya.

Oke balik lagi ke langkah antisipasi yang tadi, jika support 235 ISSP jebol, maka target penurunan menurut saya adalah ke angka 210 dan ekstrimnya malah bisa di bawah angka 200, tapi apa iya emitennya bakal rela harga sahamnya turun sejauh itu..hehe..jadi seandainya ada yang belum punya ISSP dan tertarik untuk beli ISSP maka level pembelian adalah mulai area 230 sampai 210, beli bertahap dengan jumlah lot yang semakin membesar di bawah, misalkan berencana beli ISSP sejumlah 1000 lot, maka modal pembeliannya bisa saja beli 230 100 lot, beli 220 300 lot beli 210 600 lot atau sesuaikan saja dengan strategi anda, itu hanya sekedar contoh saja..Sekali lagi, tidak ada kewajiban untuk membeli saham ISSP, toh secara teknikal jelek karena breakdown support. Yang perlu diperhatikan juga adalah bahwa akan lebih baik jika terdapat selling climax dalam perjalanan ISSP turun ini, ada satu hari dimana volume sangat besar tetapi volume penjualan berhasil diserap oleh buyer, volume besar, merah tetapi harga tidak turun lebih dalem. Umumnya momen ini bisa dijadikan sinyal awal untuk siap-siap melakukan pembelian meski untuk lebih amannya masih memerlukan konfirmasi candle hari-hari berikutnya.

Antisipasi kedua, jika tertarik membeli ISSP tetapi tidak mau membeli saat breakdown support?? Ya tunggu saja ISSP menembus resistance 260-265, sementara dia belum tembus resistance ya lupakan saja ISSP ini..

Saat tulisan ini ditulis, posisi bid offer ISSP adalah sebagai berikut :


posisi Offernya penuh dengan orang yang mau jualan dengan posisi bid yang relatif kosong karena belum banyak yang tertarik saham ISSP karena melihat peluang yang lebih baik di saham lain. Bisa jadi, jika seandainya ada guyuran kiri, maka lot lot yang termpampang di offer tersebut akan ikut buang kiri, bisa jadi pula lot lot yang terpampang di offer itu adalah lot lot yang sengaja dipasang untuk menjatuhkan mental trader/investor karena akan berpikiran ISSP akan susah naik saat jebol support nanti..we dont know for sure, hanya Tuhan dan Bandarnya yang tahu ;-)

Semoga bermanfaat :-)

Note: Tulisan ini merupakan pendapat pribadi, sekedar berandai-andai. Bukan ajakan untuk melakukan penjualan ataupun pembelian terhadap saham ISSP..Disclaimer ON.

Wednesday, May 29, 2013

Sogo Jongkok

Di dekat kantor saya, ada sebuah tempat yang sering disebut sebagai “sojong” alias Sogo Jongkok, sebuah tempat di mana banyak pekerja di daerah Jakarta pusat menghabiskan waktu istirahat makan siangnya untuk makan atau belanja berbagai kebutuhan di sana. Variasi makanan, pakaian, aksesoris dan segala macam kebutuhan tidak kalah dengan apa yang ada di SOGO, tentu saja dengan kualitas lokasi jauh di bawah SOGO dan harga yang jauh berbeda pula, oleh karena itu muncullah istilah Sogo Jongkok. Meski namanya kurang begitu ngetrend, namun kawasan Sogo Jongkok ini juga merupakan kawasan yang sudah tercover penuh oleh layanan wifi melalui program Indonesia Digital Society nya Telkom..hahaha.

Saya pribadi, meski tidak setiap hari, sering berkunjung ke kawasan sojong tersebut, terlebih ketika saya ngidam makanan ketoprak, karena memang harus diakui, ketroprak di sojong merupakan salah satu ketoprak terenak yang pernah saya nikmati. Tentu saja, karena lokasi sojong yang cukup membuat badan berkeringat untuk sampai di sana, akan sangat sia-sia jika ketika berkunjung ke kawasan Sojong hanya sekedar menikmati makan siang tanpa melihat-lihat barang atau aksesoris entah itu mainan, pakaian maupun pernak pernik lainnya. Satu tempat yang sering menjadi tujuan utama setelah makan siang adalah tempat abang-abang yang jualan DVD, dan seringkali uang yang saya habiskan di abang-abang DVD ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan uang yang saya keluarkan untuk makan siang saya. Makan siang yang hanya 10 – 20 ribu, tetapi belanja DVD bisa sampai di atas 50 ribu. Besarnya uang yang saya habiskan di abang-abang DVD tadi sayangnya seringkali tidak saya rencanakan, awalnya tidak ada keinginan untuk belanja DVD, niatnya hanya sekedar lihat-lihat, window shopping, tetapi seringkali berujung dengan belanja DVD, banyak lagi . Dan parahnya lagi, pembelian itu juga bukan karena kita berencana untuk menonton film tersebut, tetapi seringkali hanya karena keinginan sesaat, seringkali juga hanya karena abang penjual DVD nya bilang, Filmnya udah Ori nih bang, gambarnya bagus, text Indonesia nya sudah bagus, lalu seolah-olah kita terhipnotis dan langsung beli DVD tersebut padahal kita sudah nonton film itu di bioskop!!. Walhasil ketika kita sudah beli DVD tersebut, banyaknya DVD itu hanya akan teronggok di laci meja TV tanpa sempat kita tonton filmnya, kalaupun sempat kita tonton, paling hanya beberapa dari seluruh DVD yang sudah kita beli, tidak semuanya kita tonton. Anehnya, seringkali proses ini berulang terus menerus, minggu ini beli DVD, bawa pulang ke rumah, masuk laci, minggu depan beli DVD lagi, bawa pulang ke rumah, masuk laci lagi.

Seringkali, tanpa kita sadari, kita juga melakukan hal yang sama pada portofolio kita. Seringkali kita beli saham yang sebenarnya tidak kita rencanakan untuk beli tetapi hanya karena kita twitter atau lihat facebook seseorang kemudian kita beli. Dan seringkali pula, belinya lot eceran, tidak dalam jumlah yang cukup signifikan. Baca twitter si A icip-icip saham yang disebut oleh si A, lihat facebook si B ikutan beli saham yang direkomendasi oleh si B, dapat broadcast BBM ikutan nyemplung juga. Akhirnya, tanpa sadar portofolio kita isinya kayak toko kelontong dengan banyak saham tetapi lot nya kecil kecil, porsinya kecil, cuannya gak nendang, kalaupun loss umumnya kita biarkan karena merasa kerugiannya tidak signifikan.
Beberapa orang mungkin akan manggut-manggut sampai di sini, kok kejadiannya kayak gue banget ya?? Haha..iya apa iya?? ;-)

Apa sih yang sebenarnya terjadi??

Banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi. Beberapa diantaranya adalah karena kita kurang percaya diri terhadap kemampuan trading kita, kurang yakin terhadap analisa kita, sehingga selalu menganggap analisa orang lain terutama orang yang menurut kita lebih jago dari kita analisanya selalu benar. Kedua adalah karena kita tidak punya rencana trading pada hari itu, gak tahu mau beli apa di harga berapa. Karena kita gak tahu mau beli apa, akhirnya cari tahu dengan buka twitter, baca blog, lihat halaman facebook dan sebagainya. Betul apa betul ???

Masih ada beberapa faktor lain yang menyebabkan kita seringkali menjadi pengoleksi saham tanpa kita sadari. Sayangnya sudah jam lima yang berarti waktunya kita pulang..hahaha 

See you !!


ANJT


Secara TA sebenarnya saham ini belum bisa dianalisa karena data yang menjadi dasar analisis belum memenuhi syarat, datanya masih terlalu sedikit. Tetapi jika mau dipaksakan analisanya, maka hasilnya adalah seperti gambar di atas...namanya juga dipaksakan tentu saja sangat bisa diperdebatkan..hehe
Support terdekat ada di area 1320 - 1280, target jangka pendek di 1430, target selanjutnya di 1600..
ada pendapat lain?

Disclaimer ON

ISSP


ISSP atau PT Steel Pipe Indonesia (www.spindo.com) baru seumur jagung terdaftar di bursa efek Indonesia. Namun, tidak seperti emiten-emiten lain yang merasakan manisnya kesuksesan listing di bursa, ISSP justru merasakan kebalikannya, hari pertama sahamnya diperdagangkan di bursa malah terjadi penjualan dalam jumlah yang sangat besar, sehingga pada hari pertama listing saham ISSP turun dari harga tertingginya, dibuka pada angka 300 sempat naik hingga 320 lalu mengalami tekanan jual hingga turun ke 270 kemudian melakukan perlawanan dan berhasil tutup di angka 290, turun satu poin di bawah harga perdananya yang 295. Entah emang begitu skenarionya, atau memang mereka mempunyai definisi mengenai kesuksesan listing di bursa yang berbeda dengan emiten lainnya, di saat emiten lain mendefinisikan kesuksesan listing dengan membuat harga sahamnya mengalami auto reject, ISSP mendefinisikan kesuksesan dengan penurunan harga saham dari harga perdana. 

Bagi sebagian orang, mungkin masih menjadi tanda tanya, kenapa saham yang “katanya” punya fundamental yang cukup bagus dibandingkan dengan saham lain dalam sector yang sama semisal BAJA dan KRAS malah berakhir dengan cukup tragis di hari pertama listingnya. Beberapa orang mungkin berpikiran, faktor underwriter cukup berperan dominan dalam ketidaksuksesan listing saham ISSP tersebut, beberapa yang lain mungkin berpendapat bahwa saham ISSP memang tidak cukup menarik bagi mereka. Apapun itu, dari hari pertama listing hingga saat ini, tiga bulan setelah diperdagangkan, saham ISSP belum juga berhasil kembali bangkit, di saat Indeks Harga Saham Gabungan membungsungkan dada mencetak harga tertinggi baru, ISSP malah tertunduk lesu, semakin turun dan turun mendekati harga terendahnya di 235 yang tinggal menunggu waktu untuk disambangi atau bahkan ditembus. Entah karena faktor underwriter, entah karena faktor lain yang bikin saham ISSP ini kurang menarik bagi investor atau trader yang jelas, seharusnya ada yang salah dengan pergerakan saham ISSP ini.

Faktor fundamental mungkin tidak sepenuhnya bisa kita salahkan terhadap buruknya pergerakan saham ISSP ini. Pada triwulan pertama 2013 ISSP membukukan laba bersih sebesar Rp79,37 miliar atau melonjak sebesar 876,26% bila dibandingkan dengan Laba bersih pada kuartal I tahun 2012 sebesar Rp8,13 miliar. Memang, kenaikan laba bersih tersebut sebagian besar disumbangkan dari menurunnya beban pokok perusahaan dan bukan dari meningkatnya penjualan, tetapi tetap saja kenaikan laba bersih yang cukup signifikan tersebut tidak bisa diabaikan begitu saja. Umumnya pengumuman kinerja keuangan baik kuartalan maupun tahunan akan dimanfaatkan oleh emiten atau siapapun untuk mengangkat harga saham, karena pada saat itu, sentiment positif dari laporan keuangan dan euphoria market participant akan mempermudah dalam usaha untuk mengangkat harga saham. Dan sayangnya, ini tidak terjadi pada saham ISSP, balik lagi, perlu dipertanyakan apakah definisi tentang kesuksesan oleh siapapun yang berwenang terhadap saham ISSP ini berbeda dengan definisi tentang kesuksesan pada umumnya..hehe.

Kalau menurut saya, buruknya kinerja harga saham ISSP yang terjadi dari hari pertama listing hingga saat ini, sedikit banyak dipengaruhi oleh banyaknya trader atau investor yang nyangkut karena pada saat listing saham ISSP ini gagal memenuhi ekspektasi investor maupun trader. Banyak yang nyangkut baik yang ikut book building, pooling maupun mereka-mereka yang ikut beli pada hari pertama saham ISSP diperdagangkan. Apa artinya? Artinya adalah ada banyak barang di investor/trader dalam kondisi nyangkut yang sudah siap sedia mengguyur harga saham setiap kali ISSP berusaha untuk naik. Kondisi ini menjadi sangat dilematis bagi siapapun yang berkepentingan terhadap saham ISSP, entah bagi underwriter maupun bagi emiten itu sendiri. Jika mereka berusaha untuk mengangkat harga sahamnya, tentu saja mereka harus berhadapan dengan sebagian trader/investor yang siap menjual sahamnya dalam keadaan rugi, yang berarti bahwa mereka harus mengeluarkan modal yang cukup besar untuk menyerap banyaknya saham yang harus dimakan dalam perjalanan naiknya saham ISSP tersebut. Masalah tidak berhenti sampai di situ saja, dengan mereka menyerap saham trader/investor yang siap menjual sahamnya dalam keadaan rugi berarti bahwa saham yang mereka pegang menjadi semakin banyak yang berarti timbul masalah pada saat mereka akan menjual saham tersebut dikemudian hari, apakah mampu diserap oleh pasar, apakah masih menarik bagi trader/investor dengan histori listing yang cukup jelek tersebut? :-)

DIlematis kan?? Di sisi lain, ada alternative scenario yang bisa mereka lakukan sebenarnya. Sebagai mana kita ketahui, sebagian besar trader/investor menggunakan teknikal analisis sebagai pertimbangan mereka dalam melakukan pembelian maupun penjualan, oleh karena itu setiap kali ada gerakan saham yang sesuai dengan teknikal analisis yang diyakini entah itu penembusan resistance maupun jebolnya sebuah support umumnya akan diikuti oleh aksi beli maupun aksi jual bagi yang mempunyai saham tersebut. Dalam kasus ISSP, lebih mudah untuk menjebol support ISSP daripada menembus resistance ISSP. Kenapa? Karena saat ini trend saham ISSP dalam kondisi downtrend dan support terakhirnya sudah sangat dekat, sedangkan titik-titik resistance ISSP jumlahnya cukup banyak mulai dari 255 hingga angka 320. Dari histori, harga terendah ISSP yang pernah terjadi adalah di harga 235 dan harga terendah selama satu minggu terakhir adalah di harga 240. Perlu kita lihat juga bahwa, angka 235 yang dulu pernah terjadi diyakini merupakan sebuah kesalahan trading, mungkin ada trader yang sebenarnya mau menjual saham ISSP di harga 285 tetapi karena masih ngantuk atau kenapa malah tertulis angka 235 dan bukan 285. Harga ISSP sendiri pada hari sebelumnya ditutup pada harga 280, jadi cukup masuk akal kalau dia ingin menjual sahamnya di 285, toh cuma satu poin, begitu kira-kira pemikirannya. Dari situ, karena angka 235 terjadi karena ketidaksengajaan asumsinya adalah psikologi support tersebut tidak cukup kuat untuk menarik market participant bertarung di angka 235.

Jadi, berbeda dengan scenario pertama yang langsung mengangkat saham ISSP, alternative kedua ini skenarionya adalah berusaha untuk menjebol support 235. Gimana caranya? Ya guyur aja tuh bid yang ada di kiri, makin deras guyuran makin baik, makin dalem jebol support 235 makin baik. Modalnya darimana? Kalo sudah punya saham, ya guyur aja dengan saham yang ada, kalo dirasa kurang cukup untuk menjebol support 235 ya tinggal minjam saja sama yang punya saham ISSP dalam jumlah yang cukup besar, nanti tinggal dikembalikan beserta bunganya.

Kenapa harus jebol support 235 ? balik lagi, selama ini angka 235 merupakan harga terendah yang pernah dicapai ISSP dalam tiga bulan terakhir ini, terlebih, seperti tadi dijelaskan, angka 235 ini asumsinya tercipta karena kesalahan trading, karena ketidaksengajaan, sehingga secara psikologis seharusnya tidak akan muncul perlawanan berarti dari trader. Tentu saja, sebelum menjebol support 235, perlu disediakan dulu dana dalam jumlah yang cukup besar, berapa besarannya mungkin bisa melihat rata-rata value transaksi ISSP tiap harinya, taruhlah asumsinya butuh modal hard cash 10 Milyar di luar modal saham untuk menjebol support 235 tadi. Buat apa cash sebanyak itu? Tentu saja, harapan ketika support 235 dijebol adalah trader dan investor yang selama ini memegang saham ISSP akan panic melihat support yang selama ini menjadi sandaran hidup mereka dijebol dan berlomba-lomba untuk menjual sahamnya karena takut saham ISSP akan turun lebih dalam tanpa rem dan kerugian yang akan mereka alami akan menjadi lebih besar. Nah, ketika trader/investor yang selama ini memegang saham ISSP berlomba-lomba menjual sahamnya dalam keadaan rugi, mereka yang punya kepentingan terhadap saham ISSP, pelan-pelan mulai melakukan pembelian, menampung saham buangan tadi. Sampai berapa lama dan berapa banyak saham yang perlu ditampung, tentu saja memerlukan perhitungan tersendiri, yang jelas jumlahnya harus cukup untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham ISSP dan mengkompensasi modal yang nantinya harus dikeluarkan saat mengangkat harga saham ISSP tersebut. 

Emang apa bedanya scenario pertama dengan scenario kedua?? Tentu saja berbeda dari sisi modal yang dibutuhkan dan yang harus dikeluarkan oleh yang punya kepentingan. Skenario pertama yang langsung mengangkat saham ISSP relatif membutuhkan modal yang lebih besar dengan range keuntungan yang bisa jadi lebih sedikit. Kenapa? Karena mereka membeli saham-saham trader/investor yang selama ini nyangkut dan kemudian jualan dalam perjalanan mereka mengangkat saham ISSP. Skenario kedua, akan lebih murah dari sisi modal yang dibutuhkan atau bisa jadi besaran modalnya akan sama dengan scenario pertama tetapi range keuntungannya akan lebih besar. Kenapa? karena rencananya adalah menampung saham-saham yang “terpaksa” di cut loss oleh para trader saat support terakhir di 235 dijebol. Untuk menjalankan scenario kedua ini dibutuhkan modal awal berupa saham yang akan digunakan untuk menjebol support 235 tersebut, berbeda dengan scenario pertama yang relative tidak membutuhkan modal awal saham, meski seharusnya mereka pasti sudah punya modal awal saham tersebut. Dan seharusnya, scenario kedua ini akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan scenario pertama karena range potensi keuntungannya akan lebih besar dibandingkan dengan scenario pertama. Taruhlah misal, target distribusi sama-sama mulai di harga 400, jika memakai scenario pertama, misal mereka mulai makan barang trader mulai dari harga 240 ke atas, tetapi jika memakai scenario kedua, misal, dengan menjebol support, target mereka mulai nampungin barang-barang trader di harga 200 misalnya, range nya kan sudah berbeda..hehe.

Tentu saja sebelum menjalankan apapun scenario yang dipilih, mereka harus punya peta perang terlebih dahulu, tahu siapa musuh yang akan dihadapi dan kekuatan musuh tersebut, berapa banyak barang yang mereka punya. Akan lebih baik misalnya ketika peta perang sudah terbaca, sudah tahu siapa yang bakal dihadapi, kemudian didatangi dan bikin kesepakatan untuk sementara tidak mengganggu usaha mereka mengangkat saham tersebut. Toh kalo mereka mengganggu berarti mereka menjual sahamnya dalam keadaan rugi, kenapa tidak jualnya nanti saja saat proyek tersebut sudah selesai dan melakukan distribusi bareng-bareng..toh sama-sama untung..hehehe

Sambung ntar…
Ada kerjaan dulu…haha.

Note: Tulisan ini merupakan pendapat pribadi, sekedar berandai-andai. Bukan ajakan untuk melakukan penjualan ataupun pembelian terhadap saham ISSP..Disclaimer ON.

Beberapa pilihan trading hari ini

APIC

PNBN

TAXI

CTRA

WIKA

Disclaimer ON..happy trading!!

Tuesday, May 21, 2013

Peta AISA


Berikut peta AISA menurut chart saya.
Titik breakout adalah 1400, meski kemarin sudah dilalui tetapi masih butuh konfirmasi apakah breakoutnya valid. Jika breakout valid maka target kenaikan AISA adalah ke angka 1480/1490 dan selanjutnya ke 1590/1600. Jika breakoutnya tidak valid, potensi pullback terdekat kembali ke 1370 dan ke 1340 atau bahkan ke 1280. Either way, menurut saya AISA merupakan salah satu kandidat yang menarik untuk dibeli.

Disclaimer ON

Monday, May 6, 2013

Get Well Soon Amigo..

Saya kurang begitu memahami penyakit apa yang sedang menjangkiti saham ini, di saat kawan-kawannya berlomba-lomba untuk menciptakan harga tertinggi baru, dia sendiri malah asyik melakukan diving dan tenggelam lebih dalam tiap hari. Mungkin kinerja keuangan yang tidak sekinclong kawan-kawannya yang membuat saham ini lebih memilih untuk turun di saat IHSG menciptakan rekor harga tertinggi baru.

Well, apapun yang sedang menjangkiti saham ini, saya berencana untuk membesuknya dan mengasih support agar saham ini segera sembuh dan bisa bermain-main lagi di level yang seharusnya dikisaran 300an. Bagi kita, area 240 - 230 merupakan area besuk yang bisa dijadikan pertimbangan, dan jika area 230 nya bubar segera lupakan saham ini karena dengan begitu asumis kita adalah penyakitnya sudah benar-benar kronis dan susah untuk disembuhkan lagi...
Get Well Soon Amigo !!!

Disclaimer ON




Wika Angelo

Mikha Angelo adalah salah satu penyanyi favorit saya di ajang kompetisi yang digelar oleh sebuah stasiun televisi swasta, selain shena tentunya :-). Kenapa saya suka Mikha, karena dalam pandangan saya, mikha adalah sosok perwakilan anak muda yang punya kombinasi yang cukup lengkap, punya tampang yang cukup lumayan, suara yang bagus, pandai bermain berbagai alat musik dan sedikit pemalu. Semua kombinasi itu cukup untuk membuat cewek-cewek mengidolakan dia. Sayang, minggu kemaren mikha harus tersingkir dari ajang kompetisi tersebut, tapi saya yakin, perjalanan karir musik dia tidak berakhir sampai di situ.

Sama halnya dengan Mikha, saham Wika merupakan salah satu favorit saya untuk sektor konstruksi. Meski sebagian berpendapat bahwa tren sektor konstruksi sudah mulai berubah, namun dalam pandangan saya wika cukup menarik untuk dipertimbangkan sebagai salah satu penghuni portfolio kita. Kenapa begitu? kalo kita lihat, trend kenaikan Wika cukup bagus, saat ini harga sedang berusaha untuk menembus resistance harga tertingginya di angka 2500 dan membentuk harga tertinggi baru. Konsiderasi kita selain trend sektor konstruksi yang kemungkinan sudah mulai berubah adalah bahwa dengan trend kenaikan Wika yang sangat stabil mungkin juga akan muncul beberapa pihak yang akan merealisasikan keuntungannya yang akan menghambat kenaikan Wika lebih lanjut. Pilihannya adalah breakout resistance 2500, konsolidasi di atas atau bahkan pullback dulu untuk ambil ancang-ancang. Saya pribadi cenderung tidak masalah dengan dua alternatif di atas, mau breakout mau pullback hayuuk aja, asal jangan konsolidasi lama-lama. Kalo breakout ya buy if breakout 2500 kalo pullback ya tungguin Wika di area 2250 - 2100, apalagi kalo support 2375 dijebol maka kemungkinan turun lebih lanjut jadi lebih besar, nge-swing sante ajah, masuk bertahap baik breakout maupun pullback. Target kenaikan Wika berdasarkan fibonacci adalah di 2725 dan di 3000.
Ya, semoga Wika mempunyai Xfactor yang akan mampu memberikan profit buat kita. :-)
Disclaimer ON